kali dibaca
A. PENDAHULUAN
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama.
Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia. Pangan mempunyai mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu keluarga. Kebutuhan pangan dikatakan kebutuhan fundamental karena jika tidak terpenuhi, maka kehidupan seseorang dapat dikatan tidak layak.
Ketahanan pangan bagi keluarga sangatlah penting, ditengah musim pandemi yang sedang berlangsung seperti ini, sebuah keluarga seakan-akan dituntut untuk selalu memenuhi kebutuhan pangan yang baik, sehat dan sehat demi menjaga kesehatan atau imun tubuh masing-masing individu, guna mampu mencegah terjadinya penurunan imunitas oleh virus Covid-19.
Bahan makanan bagi sebuah keluarga tidak hanya berupa makanan pokok (beras, gandum, jagung dan lain-lain). Namun juga ada lauk pendamping yang akan melengkapi gizi bagi tubuh manusia.
Untuk itu setiap keluarga dalam mencari nafkah adalah salah satu fungsinya adalah mencukupi kebutuhan pangan keluarganya. Padahal ditengah musim pandemi sekarang ini, banyak pekerja informal yang kehilangan pekerjaannya dikarenakan adanya pengurangan karyawan, demikian dilakukan karena dikhawatirkannya penularan virus Corona yang semakin parah.
Bagaimana peran seorang kepala keluarga dalam menghadapi situasi seperti ini, dimana dirinya harus tetap berkewajiban mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan keluarga, sedangkan ia harus tetap bekerja di rumah.
Hal ini perlu diperhatikan juga oleh pemerintah dalam menghadapi situasi seperti ini. Terutama keluarga yang terkena dampak Covid-19 yang berimbas pada keluarga menengah ke bawah, atau yang kehilangan pekerjaannya.
B. PEMBAHASAN
Ketahanan Pangan Keluarga di Tengah Pandemi
Keadaan yang sedang dialami oleh seluruh dunia sekarang ini adalah, memerangi penyebaran virus Corona. Selain itu juga, pemerintah juga harus menyiapkan atau memikirkan tentang bagaimana masyarakatnya menghadapi ketahanan pangan ditengah pandemi seperti sekarang ini.
Pasalnya, tidak semua pekerja diperbolehkan keluar rumah untuk bekerja, bahkan ada yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) demi mengurangi jumlah karyawan akibat pandemi ini. Dan yang paling terkena dampak ekonomi disini terutama adalah pekerja informal, pemilik UMKM-UMKM, dan masyarakat menengah ke bawah.
Beberapa bantuan berupa sembako sudah diberikan kepada masyarakat yang terdampak langsung pandemi ini, namun tidak semua bantuan tersebut tersampaikan kepada tangan-tangan yang berhak menerima.
Berdasarkan berita-berita yang beredar pada media elektronik, banyak sekali warga miskin yang protes dikarenakan mereka tidak mendapatkan bantuan, sementara kepala keluarga mereka harus tetap berada dalam rumah.
Adapun salah satu langkah untuk tetap memenuhi kebutuhan pangan keluarga ditengah pandemi ini adalah dengan cara memanfaatkan lahan atau pekaraangan kosong, yang bisa ditanami berbagai jenis rempah-rempah, misalnya jahe, kunyit, temulawak, cabe, bawang merah, tomat dan lain-lain.
Meskipun hasilnya sedikit, namun setidaknya hal itu bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, dikarenakan pada masa pandemi seperti sekarang ini, pastinya kebutuhan bumbu dapur khususnya rempah-rempah harganya mengalami kenaikan. Masyarakat diminta untuk memanfaatkan alam seadanya sebagai salah satu mewujudkan ketahan pangan ditengah pandemi.
Salah satunya yang sudah menerapkan hal tersebut adalah warga desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati RT 05/RW 01, keluarga Bapak Supaat dan Ibu Musriah.
Dalam wawancara bersama beliau, bahwasanya penting sekali setiap rumah tangga hendaknya mempunyai kebun mini di lahan rumah. Ini bisa dijadikan antisipasi ketika melonjaknya harga kebutuhan dapur, sedangkan keadaan ekonomi sedang tidak stabil.
Walaupun produk yang dihasilkan tidak banyak, namun itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah, terutama dalam hal makanan. Apalagi ditengah pandemic seperti ini, yang keadaannya serba terbatas, dan banyak juga kebutuhan-kebutuhan rumah tangga yang naik, memiliki kebun mini bisa dijadikan alternatif cara untuk tetap memenuhi ketahanan pangan keluarga.¹
Sebelum adanya pandemi Covid-19 ini, beliau juga sudah memiliki kebun mini yang berada disamping rumahnya. Jadi kebutuhan pangan jenis rempah-rempah pada keluarga tersebut bisa diambilkan hasil dari kebun mini tersebut.
Itu artinya pengeluaran yang dulunya sudah dianggarkan untuk membeli kebutuhan bahan dapur, bisa dialihkan kepada pengeluaran lain yang sifatnya juga tidak kalah penting dengan memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Menanam di lahan pekarangan sekitar rumah merupakan jawaban tentang ketahanan pangan keluarga, sehingga masyarakat tidak perlu panik menghadapi pandemi.
Dengan menanam di sekitar pekarangan rumah bisa mencukupi kebutuhan pangan sendiri, dapat menjadi sumber pendapatan, sebagai kegiatan produktif selama bekerja di rumah, mengatasi kebosanan dan mengurangi tingkat stress ditengah pandemic Covid-19.
Melalui hasil produksi hasil pertanian khususnya keluarga yang mencukupi, ketahanan pangan akan mudah tergapai, sebagai salah satu indikatornya melalui tercukupinya pengkonsumsian panganana yang sehat sangat membantu mencegah tertular virus serta membuat stamina dan imunitas tetap terjaga.²
C. PENUTUP
Ketahanan pangan keluarga ditengah pandemi seperti saat ini sangat perlu diperhatikan. Karena ketersediaannya sangat diperlukan bagi setiap keluarga. Demi menjaga kesehatan serta terjaganya imun tubuh, setiap individu diharuskan mengkonsumsi makanan yang baik dan sehat, serta didukung hal-hal lain yang mampu mencegah tertularnya virus Corona.
Adapun salah satu cara untuk tetap memenuhi kebutuhan pangan keluarga, adalah dengan cara memiliki kebun mini di pekarangan rumah. Dengan adanya ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ketahanan pangan keluarga ditengah pandemi.
Sumber:
¹Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Musriah pada tanggal 10 September 2021, pukul 09:55 WIB “Memiliki kebun mini itu penting dan sangat berguna untuk kebutuhan rumah tangga”. Demikian penjelasan dari Ibu Musriah
²http://mercubuana-yogya.ac.id/berita-6705-ketahanan-pangan-keluarga-ditengah-pandemi-covid19 (diakses pada 11 September 2021, pukul 14:30 WIB)