Penulis:
Anin Na'im
Mahasiswa Institut Pesantren Matholi'ul Falah Kajen)
Bumi berputar zaman beredar, begitu kiranya peribahasa yang bermakna keadaan zaman selalu berubah. Peribahasa tersebut relevan dengan masa sekarang, di mana banyak terjadi perubahan sejak datangnya pandemi Covid-19. Tak dapat dipungkiri, seluruh sendi kehidupan ikut terdampak dan mengalami perubahan termasuk dunia pendidikan.
Eksistensi covid-19 memaksa dunia pendidikan menjadi obyek yang terdampak cukup signifikan. Salah satunya adalah Institusi Perguruan Tinggi yang sudah berubah peran menjadi gedung-gedung sunyi semenjak sistem perkuliahan berganti secara daring. Perkuliahan daring atau online menjadi keputusan yang dianggap tepat dan bijak untuk mengurangi dan memutus penyebaran virus corona. Kebijakan perkuliahan daring menjadi permasalahan dalam keterbatasan tetapi juga peluang dalam fleksibilitas. Hal tersebut tergantung bagaimana mahasiswa menyikapi kebijakan perkuliahan daring.
Sistem kuliah daring sebagai dampak covid19, mengubah sistem perkuliahan mahasiswa yang harusnya tetap produktif, justru malah mengalami kemundurun. Sistem kuliah daring dengan slogan “Belajar dari Rumah” bukan berarti kreativitas menjadi musnah. Banyak hal yang dapat dilakukan meskipun hanya dari rumah. Waktu luang yang ada bisa di isi dengan hal-hal yang tepat dan bernilai manfaat. Untuk itu ada beberapa aktifitas yang kiranya dapat menggiatkan produktivitas mahasiswa di masa pandemi.
Pertama, mengikuti lomba online, di masa pandemi, interaksi memang dibatasi namun bukan berarti semangat diri menjadi mati. Agar tetap menghidupkan semangat diri, salah satunya dengan mengikuti lomba yang dilaksanakan secara online. Banyak sekali pamflet yang tersebar di sosial media tentang lomba online dengan berbagai jenis. Ada sebagian yang berbayar dan bahkan banyak sekali lomba yang diadakan tanpa dipungut biaya sepeserpun. Hal tersebut, bagi jiwa mahasiswa yang haus akan kompetisi, harusnya menjadikan kesempatan emas untuk tetap produktif di masa pandemi. Walau diadakan secara online, produktivitas dan kreativitas dalam mengikuti lomba online juga dapat meningkatkan semangat juang mahasiswa. Dengan sering mengikuti lomba, maka akan menambah pengalaman, mengasah kemampuan, memperluas jaringan bahkan jika beruntung bisa memperoleh sertifikat, thropy, uang pembinaan yang tentunya akan sangat bermanfaat.
Kedua, mencoba bereksperimen, dengan memanfatkan banyaknya waktu luang. Dengan fleksibilitas sistem perkuliahan daring, harusnya mampu memfasilitasi potensi mahasiswa untuk lebih inovatif dan kreatif. Hal itu dapat diwujudkan dengan berani bereksperimen. Eksperimen tidak melulu tentang hal-hal yang rumit dan butuh ekstra pemikiran. Bisa dimulai dengan yang sederhana dan mengasyikkan, seperti membuat konten digital yang inspiratif. Yaitu dengan melihat tutorial memasak, membuat bouquet, atau membuat konektor masker,membuat disinfektan alami dan lain sebagainya kemudian dipraktekkan dan dikontenkan.Berikut merupakan contoh membuat disinfektan alami:
Apabila Anda ragu membeli disinfektan yang aman, maka buatlah sendiri di rumah. Satgas merekomendasikan cara pembuatan disinfektan alami yang cukup mudah.
Langkah pertama, Anda perlu menyiapkan setengah gelas air, setengah cangkir cuka putih sulisng, dan 12 hingga 24 tetes minyak esensial. Kamudian ketiga bahan tersebut dicampur dan gunakan untuk disinfeksi permukaan rumah Anda.
Untuk minyak esensial, Anda bisa menggunakan minyak kemangi, kayu manis, cengkeh, kayu putih, hingga jeruk nipis.
Tentu, hal tersebut akan menjadikan pengalaman baru dan juga berpotensi luas menjadikan ladang pendapatan dari hasil eksperimen. Mengapa demikian, karena jika eksperimen berhasil dan hasilnya menarik maka bisa dipromosikan pula melalui media sosial. Teman-teman mahasiswa di medsos akan menjadi pasar pertama. Selain itu eksperimen juga mengasah kreativitas dan produktivitas mahasiswa semakin berkembang, sehingga terus meningkatkan inovasi tentang produk yang dipasarkan. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut akan menjadi bisnis yang menjanjikan. Inilah mengapa, sebagai mahasiswa harus selalu berani mencoba hal baru, bukan malah sebaliknya. Karena dengan mencoba, setidaknya akan terbuka kesempatan selanjutnya.
Ketiga, meningkatkan kuantitas dan kualitas beribadah. Pada hakikatnya dengan adanya pandemi atau tidak, meningkatkan kuantitas dan kualitas beribadah harusnya tetap dilakukan setiap saat, namun karena adanya pandemi dan kebijakan yang membuat masyarakat banyak waktu di rumah, maka bisa memanfaatkan hal tersebut untuk lebih khusyuk beribadah. Misalnya dengan semakin mendalami al-Qur’an, dengan membaca lebih baik dan benar sekaligus memahami artinya. Dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas beribadah akan menjadikan waktu luang kita menjadi bernilai dan tidak sia-sia. Selain itu hal tersebut dapat menyeimbangkan kegiatan produktif lainnya yang sudah dilakukan.
Terlepas dari ketiga aktivitas diatas, masih banyak lagi aktivitas yang dapat dilakukan mahasiswa untuk tetap menjaga dan meningkatan produktivitas di masa pandemi. Ingat menjadi mahasiswa adalah hal yang sudah kita pilih dan inginkan. Terus belajar dan berani mencoba mengasah kemampuan harusnya menjadi kewajiban yang tak pantas untuk ditinggalkan. Dengan tidak menghabiskan waktu luang hanya sekedar rebahan akan menjadikan diri kita terbiasa dengan kesibukan.
Kesibukan, tentu bukan hanya tentang kegiatan dan seberapa banyak yang dapat dilakukan, namun kesibukan lebih berorientasi pada apa yang dapat dihasilkan. Ketika kita sudah bisa merasakan hasil tersebut, maka produktivitas ibarat makanan yang lezat untuk disantap setiap harinya. Kita akan menjadi asing jika ada waktu luang namun hanya diam saja. Oleh karena itu pandemi harusnya bukan menjadi halangan. Pandemi harus menjadi cambuk agar menjadi mahasiswa yang tetap produktif di waktu luang meskipun dengan segala tantangan. Pada akhirnya, mengisi waktu luang dengan produktivitas akan membawa diri menjadi pribadi yang tumbuh dan berkembang dalam kemajuan.