Disampaikan dalam Training of Jurnalistic, Himpunan Siswa Mathali'ul Falah Putri (Hismawati), 18/10/21.
Konfidensi Syarat Utama Menjadi Penulis
Aku menulis, maka aku ada. Ini ungkapan penulis produktif Yogyakarta, Gus Zaenal Arifin Thoha, Pengasuh Pesantren di Krapyak.
Menulis memang aktivitas eksistensialis. Seseorang yang menulis menunjukkan eksistensinya di dunia. Dia ada karena karya-karyanya yang dibaca dan mempengaruhi publik secara luas.
Imam Ghazali punya Ihya' Ulumiddin yang mempengaruhi paradigma dan perilaku umat manusia lintas benua. Imam Nawawi Ad-Dimasyqi dengan karyanya Minhajut Thalibin, Riyadlus Shalihin, dan Majmu' Syarhul Muhadzdzab mempengarui umat muslim dunia.
Imam Nawawi Al-Jawi dengan karyanya seperti Tausyih, Nihayatuz Zain, Tafsir Munir, Tanqihul Qoul, Nurul Dlullam, dan Nashaihul Ibad mempengaruhi umat Islam dunia dan khususnya Indonesia.
KH. Bisri Mustafa dengan karyanya, khususnya Al-Ibriz, mempengaruhi jutaan umat Islam lintas generasi.
KH. MA. Sahal Mahfudh dengan karyanya Thariqatul Hushul, Anwarul Bashair, Al-Bayanul Mulamma', Nuansa Fiqh Sosial, Dialog dengan Kiai Sahal, dan Pesantren Mencari Makna, mempengaruhi publik dunia tanpa batas.
Prof. Dr. Hamka yang menulis tafsir Al-Azhar dan karya lainnya akan selalu dikaji dan mempengaruhi masyarakat luas.
Habib M. Quraish Shihab yang menulis Tafsir Al-Misbah, Membumikan Al-Qur'an, Wawasan Al-Qur'an, dan Membaca Sirah Nabawiyyah akan mempengaruhi pembacanya secara luas, baik dalam maupun luar negeri.
KH. A. Mustafa Bisri yang menulis karya Al-Ubairiz, Saleh Ritual dan Saleh Sosial, dan Fikih Keseharian Gus Mus, akan selalu dikaji pemikirannya dan dikembangkan dari generasi ke generasi.
Sukses menjadi penulis besar di atas tidak lain adalah membangun konfidensi, kepercayaan diri. Tidak mungkin seseorang melahirkan karya jika dalam jiwanya ada pengakit inferiority complex, merasa diri rendah akut dibanding orang lain.
Mental konfiden ini harus dilatih supaya seseorang mampu memgeluarkan kemampuan terbaik yang dimiliki untuk menyuguhkan pemikiran cemerlang yang dibutuhkan publik dalam segala aspek kehidupan.
Tulisan tidak ada hubungannya dengan status sosial. Itu hanya problem lokal. Jika tulisan sudah sampai ke pembaca, maka yang ada adalah parameter kualitas. Kualitas ini adalah seleksi pasar yang sifatnya alamiah.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Semua membutuhkan proses, ketekunan, kesungguhan, dan totalitas konsistensi sehingga hasilnya bisa dirasakan banyak orang.
Tulisan yang biasa-biasa saja karena kritik dan saran konstruktif dan kemudian diperbaiki, berubah menjadi tulisan hebat yang mempunyai pengaruh besar di masa depan yang diimpikan.
Penulis pemula membutuhkan 'kekuatan penggerak' yang menjadi sumber utama dalam menulis. Kekuatan tersebut adalah terbitnya 'karya, baik buku, majalah, berita di koran, dan lain-lain.
Dibutuhkan tekat kuat supaya tulisan punya daya tahan yang panjang. Loyalitas, totalitas, dan profesionalitas sangat dibutuhkan untuk tumbuh menjadi penulis.
Jadikan menulis sebagai jalan hidup sebagaimana orang memilih profesi dokter, pengacara, dan birokrat. Ia akan mencurahkan segenap jiwa-raganya untuk berkarya sepanjang hayat masih di kandung badan.
Kajen, HISMAWATI, Senin, 18 Oktober 2021/ 11 Rabi'ul Awal 1443.