Corona Virus (CoVid-19) telah menyebar di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia sejak Maret 2020. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Sebagian besar orang yang tertular Virus ini akan mengalami gejala dari yang ringan hingga sedang dan pulih tanpa penanganan medis. Akan tetapi, ada juga yang mengalami sakit hingga parah dan memerlukan penanganan medis. Dengan adanya Covid-19 tersebut hampir semua aspek kehidupan mengalami perubahan yang sangat mengkhawatirkan setiap harinya. Mulai dari hubungan sosial yang menurun, dunia perekonomian yang sangat lemah, hingga pada dunia pendidikan yang harus di liburkan beberapa saat dan kemudian semua aktivitas harus di lakukan dari rumah untuk mengurangi penyebaran Corona Virus ini. Semua telah merasakan dampak negatif dari Covid-19.
Masyarakat harus beradaptasi dengan keadaan baru ini. Keadaan yang semula dapat beraktivitas bebas di luar rumah tanpa ada jarak dan tanpa memakai masker, kini semua aktivitas harus di lakukan dari rumah secara online tetap menjaga jarak dan harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat ketika keluar rumah. Hal ini sangat mengganggu kesehatan bagi banyak orang, terutama kesehatan mental. Kesehatan mental yang paling rentan di masa pandemi ini adalah stres, karena orang-orang merasakan kebosanan yang lebih di bandingkan pada keadaan sebelumnya. Apalagi di tambah jika ada kerabat dan keluarga yang terinfeksi atau bahkan meninggal yang diakibatkan oleh Covid-19.
Muslim (2020), menyebutkan dalam penelitiannya bahwa masyarakat mengalami stres akibat dibatasinya aktivitas atau kegiatan yang biasanya dilakukan, berhenti dari aktivitasnya bahkan di hentikan dari aktivitasnya, stres juga dialami oleh orang yang terinfeksi Covid-19. Stres merupakan reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi suatu tekanan, ancaman atau suatu perubahan. Stres ini harus di pahami dengan baik oleh setiap individu, yang bertujuan agar mengurangi dampak stres yang semakin buruk untuk fisik maupun psikis. Cara yang dapat di lakukan untuk mengurangi stres di tengah pandemi salah satunya yaitu dengan menanam tanaman serta merawatnya.
Menanam tanaman saat ini menjadi primadona bagi masyarakat umum, dari kalangan biasa hingga kalangan atas. Tanaman yang banyak di minati yaitu tanaman hias seperti bunga mawar, kaktus, anggrek, sukulen, monstera hingga aglonema. Tanaman hias ini berfungsi sebagai penghias untuk menciptakan ketenangan dan keindahan yang bisa di nikmati secara visual sehingga dapat mengurangi dampak stres akibat kebosanan selama stay at home. Dengan menanam dan merawat tanaman dapat dijadikan hiburan serta pengalihan fokus terhadap sumber stres yang di alami, dimana fokus seorang individu akan teralihkan sesaat saat merawat tanaman.
Biasanya tanaman hias ini di letakkan di pekarangan rumah, teras rumah, meja ruang tamu hingga di dalam kamar. Banyak manfaat lain dari menanam dan merawat tanaman yaitu dapat meningkatkan perilaku motorik, meningkatkan kemampuan sosial dalam kelompok, berkomitmen, coping terhadap keberhasilan, kreativitas, bertanggung jawab serta sebagai sarana rekreasi atau mini park di lingkungan rumah. Orang yang berkebun atau menanam tanaman memiliki penurunan tingkat depresi hingga 13 persen, mengurangi stres hingga 16 persen dan dapat meningkatkan energi positif sebesar 12 persen. Dapat di katakan, orang yang menanam tanaman di tengah pandemi Covid-19 ini dapat dijadikan sebagai self healing.
Sehingga aktivitas baru di tengah pandemi dengan menanam tanaman atau berkebun ini dapat menjadi salah satu cara meningkatkan kesehatan mental yang murah dan mudah. Selain itu menanam tanaman bukan hanya sekedar tren, akan tetapi juga sarana untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.