Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo mengadakan kajian tafsir maudhu’i yang bertempat di Masjid Raudhatul Jannah. Pengajian ini dilaksanakan setelah salat Subuh pada Sabtu (6/11/2021).
Sebagai panitia penyelenggara kajian, mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo Kelompok 10 menggunakan metode blended . Sebagian besar santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo dan warga Perumahan Bank Niaga menghadiri pengajian di Masjid Raudhatul Jannah. Sementara itu, beberapa peserta lain menghadiri pengajian secara daring yang ditayangkan secara langsung melalui akun Instagram @kkn_rdr77_kel10.
Bertemakan “Santri Kaya, Why Not”, kajian materi dibawakan oleh Prof. Dr. KH. Imam Taufiq, M.Ag yang merupakan seorang tokoh tafsir sekaligus sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo. Dalam kajian ini, tokoh yang akrab disapa Abah Imam oleh santrinya tersebut menegaskan bahwa sebagai santri itu penting memiliki hati yang kaya.
“Ukuran kaya bukan fisik tapi hatinya merasa cukup. Kaya adalah gambaran hati seseorang yang sudah merasa cukup dengan dirinya dan merasa bahwa harta dan rezeki yang diberikan sudah pas,” jelas beliau.
Dalam kajian ini ditekankan betapa pentingnya jika santri itu kaya hati sebab mereka akan senantiasa bersyukur dan tidak akan mudah berharap pada hal yang tidak pasti.
Ketika ditanyakan tujuan dari kajian ini menurut salah satu anggota kelompok 10 KKN RDR 77 UIN Walisongo, Qurrotun Ayun Wulandari mengungkapkan bahwa kajian tafsir ini bertujuan agar santri terinspirasi untuk menjadi kaya dalam berbagai aspek kehidupan.
“Kaya itu bukan hanya sebatas finansial tetapi juga kaya hati, kaya akan kesabaran, kaya akan ikhlas dalam tholabul ilmi. Ini yang sejatinya penting yang harus tertanam dalam diri santri” jelasnya.
Tim redaksi: Edukratif News