Bahasa Identitas Orang Pati dengan Morfem dan Kata yang Unik

kali dibaca
(Sumber gambar: Desty.page - raihanagnaya)

Ada satu hal yang selalu saya perhatikan pada diri sendiri sebagai orang Pati. Terutama ketika tengah berbicara atau mengobrol dengan orang-orang sekitar. Hal ini, sudah secara otomatis tertanam pada diri saya sejak kecil sampai di usia yang kini hampir menginjak kepala tiga. Hal yang benar-benar unik tetapi sangat penting kaitannya untuk membentuk sebuah identitas.


Hal unik tersebut berupa morfem dan kata yang ada dalam bahasa percakapan saya sehari-hari. Ada morfem yang berbentuk imbuhan sebagai penanda kepemilikan. Ada pula kata yang berlaku sebagai simbol penegas. Morfem dan kata tersebut berupa "-em", "go", dan "leh".


Ihwal ini beberapa kali sempat viral, beberapa kali juga membuat saya sedikit merasa jumawa karena ada satu hal unik dari diri sendiri yang bisa saya pamerkan ke orang lain. Yaitu keahlian orang Pati yang terkenal dengan beberapa morfem dan kata tertentu yang secara tidak sengaja bisa sering muncul tanpa sadar dalam obrolan. Menyejajarkan posisi sebagai salah satu suku Jawa yang kreatif dengan kekayaan kosakatanya.


Sebenarnya tidak sedikit pula orang Pati yang merasa kurang percaya diri ketika menggunakan beberapa morfem dan kata khas tersebut. Ini karena apabila hal tersebut digunakan, bagi yang berada dalam lingkungan pergaulan masyarakat menengah ke atas dapat terkesan aneh dan agak kampungan. Apalagi ketika bertemu sesama orang Jawa yang sudah lama tinggal di kota-kota besar dengan penggunaan bahasa Jawa umum lebih sopan dan tidak pernah mendengar "-em", "go", dan "leh".


Tetapi realita itu memang benar. Selama saya tinggal di Semarang, banyak sahabat dekat yang asli orang Semarang, tertawa terpingkal-pingkal ketika mendengar saya berbicara dengan morfem dan kata khas tersebut. Mereka menganggap itu sangat lucu serta menggelikan di telinga mereka. Bukan sekali dua kali, melainkan selalu.


Meski ditertawakan, saya tidak pernah ambil pusing. Justru menurut saya itu jadi satu hal yang menghibur. Sangat menyenangkan bisa melihat sahabat bahagia dengan apa yang saya lakukan. Anggap saja, ketika saya berbicara dengan menggunakan morfem dan kata khas orang Pati sama halnya dengan saat orang-orang, melihat orang Italia berbicara disertai gestur khas gerakan tangan mereka yang amat menarik.


Bedanya, kalau orang Italia terkesan keren, saya justru terkesan lucu. Tapi sepenuh kejujuran, saya bangga menjadi orang Pati hingga sampai kapan pun "-em", "go", dan "leh" tetap akan saya gunakan ketika berbicara dengan sesama orang Jawa. Jelas wis pasti go! Patiem ngger endi leh?



Penulis: Resza Mustafa

Tulis Komentar

Previous Post Next Post