Mencintai Rasulullah S.A.W

kali dibaca

Kisah nyata dari Lebanon. Lebanon adalah negara dengan warga komplek muslim dan nasrani yang tinggal (mereka hidup rukun, tanpa ada percekcokan) dalam satu kawasan yang sama. Sudah menjadi adat istiadat mereka merayakan maulid Nabi Muhammad S.A.W. dengan menggunakan letupan senapan.


Suatu hari pada saat perayaan, ada salah satu anak perempuan nasrani yang ikut bermain memeriahkan acara Maulid Nabi. Namanya saja anak kecil, pasti dia bermain tanpa rasa takut. Hanya saja tiada disangka-sangka satu peluru yang melesat tak kenal arah mengenai kepala anak perempuan nasrani tersebut.

Melihat peristiwa tersebut. Para muslim yang tengah merayakan acara maulid di sekitar tempat itu, disertai dengan penuh rasa khawatir dan takut segera membawa anak perempuan nasrani ke rumah sakit terdekat. Namun apalah daya, sayang beribu sayang takdir telah ditentukan oleh Allah S.W.T.

Beberapa saat kemudian, dokter keluar dari ruangan pemeriksaan pasien dan mengatakan, "Mohon maaf, anak itu tidak dapat lagi terselamatkan,"

Selang beberapa waktu, Ibu dari anak perempuan nasrani tersebut datang ke rumah sakit dan langsung mendengar kabar bahwa anaknya telah meninggal dunia karena mengikuti perayaan Maulid Nabi. Sang Ibu lantas terkejut bercampur marah. Dia tidak mampu mengendalikan emosinya, sembari berteriak. "Mana Muhammad? Mana Muhammad? Yang katanya pembawa kebenaran, anakku justru mati karena perayaan kelahirannya!"

Karena kemarahan yang telah terlanjur memuncak, sampai-sampai Ibu dari anak anak perempuan nasrani tersebut mengusir semua orang yang ada di kamar rumah sakit. Lalu keajaiban terjadi, secara tiba-tiba anak kecil yang sebelumnya dinyatakan meninggal terbangun sadar dan duduk seraya berkata ke Ibunya, "Kenapa Ibu mengusir orang-orang tadi? Minta mereka untuk masuk lagi. Apa Ibu tidak tahu? Tadi ada Muhammad bin Abdullah datang dan mengusap kepalaku hingga luka di kepalaku menjadi sembuh,"

Melihat kejadian itu, ekspresi Sang Ibu berubah menjadi terharu berlinang air mata sembari memeluk erat anaknya yang hidup kembali. Kemudian dia mendatangi orang-orang muslim yang diusir sebelumnya sekaligus minta maaf. Bahkan dia meminta untuk dituntun agar dapat menjadi mualaf secara sempurna.


* Dikutip dari ceramah Sultonul Ulama, Al Habib Al Allamah Salim bin Abdullah bin Umar Syathiri di Masjid Jami' Malang, Jawa Timur.

* Kutipan kisah dari buku "KUMPULAN CERPEN MOTIVASI" Edisi 1.


Penulis: Muhammad Faza Fauzan A. (Reporter Lembaga Pers Siswa At-tatsqif 2024)

Editor: Resza Mustafa

Tulis Komentar

Previous Post Next Post