Bola itu bukan persegi apalagi jajargenjang. Andai masih ada peluang yang dapat dimanfaatkan meski hanya sedetik, kemenangan dan kekalahan batasannya hanya setipis organza. Selama era Shin Tae-yong, beberapa kali rasa pesimis kala bersaing dalam sebuah turnamen sempat menghantui Timnas Indonesia namun sering berakhir dengan hasil ajaib. Keajaiban inilah harusnya yang menghantui Ultras Garuda sekarang dan sudah saatnya melupakan pesimisme.
Shin Tae-yong bukan sosok yang menomorsatukan hasil sempurna tetapi dia akan marah ketika taktik atau skema permainan tidak berjalan sesuai rencana. Itu yang terjadi ketika Marselino Ferdinan melakukan banyak kegagalan mengontrol bola saat menjamu Australia, muka Pak Shin memerah dan dia terlihat sangat geram. Terlepas dari masih mudanya usia Marselino, kemarahan ini punya landasan yang benar karena setiap pemain yang dipilih dan dipercaya bermain, harus tampil maksimal agar peluang menang tidak terbuang sia-sia. Lebih-lebih dalam persaingan di level internasional, tentu ketertinggalan bukanlah sesuatu yang patut dimaklumi.
Menilik performa Timnas Indonesia sejak dilatih Pak Shin, tiada salah bila dikatakan bahwa tim kebanggaan rakyat ini sudah naik level. Hal ini bisa dilihat dari peringkat FIFA yang secara pesat naik dari 173 ke 129 terhitung setelah laga terakhir melawan Timnas Tiongkok, mengumpulkan sebanyak 1124,17 poin selama mengikuti turnamen dan laga persahabatan antar negara. Rasanya hanya tinggal menunggu waktu saja bagi Timnas Indonesia untuk merangsek naik ke 100 besar dunia.
Optimisme dapat menembus peringkat 100 besar dunia cukup kuat karena kini mulai ramai di jagad maya para pengamat sepak bola internasional memperhitungkan kualitas Timnas Indonesia. Edward Reynoso dan Soltero dari Amerika Serikat dalam kanal youtube The Give N Go tanpa ragu menyatakan Indonesia akan menjadi salah satu tim kuda hitam terkuat di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Ya, meski Skuad Garuda bersaing di grup neraka.
Komposisi Skuad yang Mewah
Harga pasar para pemain Timnas yang terakhir kali dipanggil Shin Tae-yong, bernilai 445,40 milyar rupiah dalam data rilisan Transfermarkt. Nilai tersebut diperkirakan akan terus melonjak naik karena rumor yang berkembang ada beberapa amunisi baru dari Eropa setelah Mees dan Eliano bergabung. Proyek belum selesai dan Kevin Diks Bakarbessy digosipkan siap bergabung ke tim. Andai Diks benar-benar bergabung pada November nanti, pemain senilai 69,53 miliar rupiah tersebut, otomatis menambah nilai pasar Timnas Indonesia menjadi 494,93 miliar rupiah.
Selain Kevin Diks, ramai juga kabar terkait Jairo Riedewald, Million Manhoef, dan Ryan Flamingo yang mulai memberi kode mencintai Indonesia. Jairo bahkan secara terang-terangan hanya menyematkan bendera merah-putih di bio akun instagram pribadinya. Hal ini membuat pernyataan Juergen Klinsmann semakin selaras dengan fakta di mana presentase naturalisasi para pemain berdarah Belanda untuk membela Timnas Indonesia semakin melonjak.
Tetapi apakah sebenarnya sangat diperlukan gerakan masif menaturalisasi pemain tersebut? November nanti Timnas Indonesia akan berhadapan dengan Jepang dan Arab Saudi, dua-duanya merupakan tim langganan lolos ke turnamen Piala Dunia. Jepang, bahkan belum terkalahkan disertai statistik mentereng catatkan 15 gol dan hanya sekali kebobolan dalam 4 laga.
Menjadi tidak mengherankan ketika Pak Shin secara personal kemudian menginginkan Kevin Diks segera bergabung ke tim guna memperkuat lini belakang pada bulan November. Sayangnya konfirmasi terakhir PSSI melalui Arya Sinulangga, Diks baru dapat bermain ketika Timnas bersua Australia dan Bahrain pada Maret tahun depan. Arya menjelaskan, persoalan ini berhubungan dengan tertundanya proses administrasi di parlemen.
Diks sendiri selama musim ini telah mengantongi 1.542 menit bermain bersama FC Kopenhagen pada semua ajang. Berusia 28 tahun disertai jenjang karir di klub-klub top Eropa mulai dari Fiorentina, Aarhus, Empoli, Feyenoord, serta Vitesse, membuat Pak Shin kepincut dengan Diks. Dapat bermain versatil sebagai bek tengah, kiri, dan kanan Kevin Diks tentu akan menambah persaingan ketat di lini belakang Skuad Garuda.
Peluang Lolos ke Piala Dunia 2026
Persaingan di Grup C kualifikasi Ronde 3 masih menyisakan 6 laga. Demi menjamin rasa aman untuk langsung lolos, secara matematis Timnas Indonesia perlu membukukan setidaknya 3 kemenangan. Apabila tidak mampu, setidaknya minimal 2 kemenangan dengan sisanya diakhiri hasil imbang.
Selain hasil tersebut mampukah Timnas lolos? Tentu saja peluang masih terbuka lewat jalan bergantung pada hasil laga-laga yang lain. Seandainya terjadi hal pahit, Timnas Indonesia dapat menempuh jalur play off untuk kemudian bertarung di Ronde 4.
Tetapi seperti yang telah tertera di awal, rumusnya bahwa sekecil apapun peluang selama itu mampu dimanfaatkan dengan baik, niscaya jalan menuju Amerika Serikat dan Kanada pada 2026 mendatang dapat tercipta. Apalagi Skuad Garuda memiliki Pak Shin yang mentalitasnya luar biasa. Masih ingat insiden di Rusia pada 2018 ketika Jerman harus bertekuk lutut dari Son Heung Min dan kawan-kawan? Faktor terbesar kalahnya Jerman adalah taktik racikan Pak Shin, yaitu memanfaatkan 1 persen peluang secara maksimal!
Penulis: Resza Mustafa
Post a Comment